Kesempatan berwisata dengan kapal pesiar tidak dapat dinikmati semua orang, terlebih saat melancong ke destinasi wisata unggulan negeri ini, Labuan Bajo, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). Kami berempat dari PELNI terdiri penulis, Kiki, Okky, dan Nadya. Kami pergi bersama rekan media dari Kompas.com, Trans 7, dan Koran Sindo. Kami diberi kesempatan menjajal kapal Pinisi Pelita Arunika, kapal wisata milik PELNI yang diresmikan Selasa (23/7-2019) di Labuan Bajo. Sebagai penikmat pertama kapal berkapasitas 20 hingga 30 orang ini, pada hari pertama, usai peresmian rombongan kami direksi PELNI, direksi ASDP, Direksi Anak Perusahaan serta Bupati dan Kapolres Manggarai Barat, menikmati sunset yang sangat indah dari balik bukit Kelelawar. Setelah matahari tenggelam di balik bukit, ribuan kalong (kelelawar besar) beterbangan menari-nari seolah menyambut kami. Pada hari berikutnya, Rabu (24/7-2019) kami hanya bertujuh melanjutkan berwisata, menikmati indahnya alam ciptaan Tuhan yang dibentangkan demikian memukau, sehingga dengan kapal buatan dalam negeri dari Tanjung Bira, Sulawesi Selatan, kami bisa mengunjungi Pulau Padar untuk menyaksikan teluk dari atas bukit.
Ke Pulau Rinca menyaksikan hewan langka dan dilindungi, Komodo, hewan predator yang hanya ada di Indonesia
Kemudian ke Pulau Rinca menyaksikan hewan langka dan dilindungi, Komodo, hewan predator yang hanya ada di Indonesia. Terakhir kami menikmati wisata bawah laut di Pink Beach. Kapal milik PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero)- PELNI ini kapal baru yang diadakan PELNI untuk memperkuat bisnis wisata bahari. Setelah sukses mendorong destinasi Kepulauan Karimunjawa menjadi daerah tujuan wisata andalan di Jawa Tengah, PELNI terus menekuni bisnis Meeting, Incentive, Convention dan Exhibition (MICE) on board, PELNI merambah layanan bisnis kapal Pinisi untuk melayani para wisatawan domestik maupun manca negara dengan meluncurkan Kapal Layar Motor (KLM) Pelita Arunika di daerah wisata Labuan Bajo, NTT. KLM Pinisi Pelita Arunika dibangun di galangan dalam negeri di Tanjung Bira, Bulukumba, Sulawesi Selatan. KLM berkapasitas 10 hingga 30 orang ini terbuat dari kayu dengan panjang 27,67 meter lebar 6,10 meter dengan kecepatan 7 knot dengan crew 6 orang yang dilengkapi dengan 5 kabin, terdiri 2 kabin utama dengan 1 tempat tidur, 1 kabin dengan 2 pasang tempat tidur dan 1 kamar dengan tempat tidur lower deck. Kapal juga dilengkapi peralatan snorkling, diving dan alat-alat memancing termasuk instruktur untuk mendukung kegiatan wisata bahari menikmati indahnya alam di Kepulauan Flores.